
Banjir kali ini berdampak pada sejumlah wilayah utama seperti Kecamatan Gerung, Kediri, Kuripan, dan Labuapi. Sebagian besar akses jalan utama tidak bisa dilewati karena air yang menggenang hingga setinggi pinggang orang dewasa. Banyak warga terpaksa dievakuasi menggunakan perahu karet dan kendaraan roda empat tinggi milik aparat.
Kronologi Kejadian
Hujan dengan intensitas tinggi mulai turun sejak pukul 19.00 WITA pada Sabtu malam. Hujan terus berlanjut hingga dini hari tanpa jeda yang signifikan. Sekitar pukul 02.00 WITA, air sungai di beberapa titik mulai meluap dan mengalir ke pemukiman penduduk. Sistem drainase yang buruk dan tersumbat memperparah kondisi banjir.
Salah satu warga di Kecamatan Kediri, Rani (36), menceritakan pengalaman dramatisnya saat air mulai masuk ke dalam rumah.
“Sekitar jam dua dini hari air sudah masuk. Kami panik karena sebelumnya belum pernah banjir separah ini. Barang-barang langsung kami angkat ke atas lemari, tapi banyak yang tetap terendam. Mobil juga sudah tidak sempat kami selamatkan,” ujarnya.
Dampak Banjir
Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat hingga Minggu sore, tercatat:
-
Lebih dari 120 rumah terendam banjir.
-
65 kepala keluarga (KK) telah dievakuasi ke lokasi pengungsian sementara.
-
Puluhan kendaraan pribadi rusak akibat terendam air.
-
Akses jalan utama penghubung antar desa lumpuh.
-
Beberapa sekolah dan masjid juga dilaporkan ikut terdampak.
Pihak BPBD menyatakan bahwa proses pendataan masih terus berlangsung karena beberapa titik belum bisa dijangkau akibat arus deras dan genangan yang tinggi.
Upaya Evakuasi dan Tanggap Darurat
Sejak dini hari, petugas dari BPBD NTB, TNI, Polri, dan relawan telah diterjunkan ke lokasi-lokasi terdampak untuk mengevakuasi warga dan mendistribusikan bantuan darurat. Pemerintah daerah juga langsung menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari ke depan untuk mempermudah proses penanganan.
“Kami prioritaskan keselamatan warga. Tim SAR gabungan sudah kita kerahkan ke titik-titik paling parah. Kami juga telah menyiapkan dapur umum dan tenda pengungsian di beberapa lokasi,” jelas H. Sahlan, S.Sos, Kepala BPBD Lombok Barat.
BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem 3 Hari ke Depan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah NTB telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem sejak Sabtu siang. Potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir diperkirakan masih akan terjadi hingga 3 hari ke depan.
BMKG meminta masyarakat tetap waspada, terutama bagi warga yang tinggal di daerah dataran rendah, bantaran sungai, dan lereng perbukitan.
Faktor Penyebab Banjir
Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab utama banjir besar kali ini di antaranya:
-
Curah hujan ekstrem dalam waktu singkat.
-
Sistem drainase yang tersumbat sampah dan sedimen.
-
Alih fungsi lahan dan minimnya ruang resapan air.
-
Pendangkalan sungai dan saluran irigasi.
Pakar lingkungan Universitas Mataram, Dr. Haris Budianto, menyebutkan bahwa peristiwa ini harus menjadi peringatan serius bagi pemerintah dan masyarakat agar memperhatikan aspek tata ruang dan lingkungan.
“Banjir seperti ini tidak akan terjadi jika sistem drainase kita sehat dan kawasan resapan air tidak berubah jadi permukiman padat. Penataan kembali tata ruang menjadi solusi jangka panjang,” katanya.
Kondisi Pengungsi dan Kebutuhan Mendesak
Di lokasi pengungsian seperti aula desa dan musholla, banyak warga yang mengungsi tanpa membawa perlengkapan yang memadai. Anak-anak dan lansia menjadi kelompok yang paling rentan dalam situasi ini.
Beberapa kebutuhan mendesak di lokasi pengungsian antara lain:
-
Air bersih
-
Makanan siap saji
-
Selimut dan tikar
-
Obat-obatan dan masker
-
Popok dan susu bayi
Lembaga-lembaga kemanusiaan seperti ACT, PMI, dan Lazismu juga mulai mendirikan posko bantuan.
Harapan Warga dan Pemerintah
Masyarakat berharap bantuan dari pemerintah tidak hanya berhenti pada tahap evakuasi dan logistik, tetapi juga meliputi:
-
Perbaikan sistem drainase
-
Pembangunan tanggul sungai
-
Relokasi bagi warga di zona merah banjir
-
Edukasi lingkungan dan kesiapsiagaan bencana
Sementara itu, pemerintah Lombok Barat mengumumkan bahwa setelah masa tanggap darurat selesai, akan dilakukan audit menyeluruh terhadap sistem drainase dan aliran sungai di wilayah rawan banjir.
Peristiwa banjir besar di Lombok Barat ini tidak hanya menyebabkan kerugian materil yang besar, tapi juga menyisakan trauma bagi masyarakat. Banjir kali ini memperlihatkan betapa rapuhnya sistem penanganan bencana jika tidak dibarengi dengan perencanaan lingkungan yang berkelanjutan.
Posting Komentar